motivasi

< selamat datang ,sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. maka jangan hidup seperti seonggok daging yang tak berguna.^_^.

Sabtu, 18 Juni 2011

makalah kepemimpinan


BERBAGAI BENTUK KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan
Pengampu : H. Moh. Abu Suhud
Disusun oleh :

Toyyib Alamsyah 10230008
Indah Masruroh 10230025

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH UIN SUKA
YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Berbagai Bentuk Komunikasi Dalam Kepemipinan” dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa nikmat Islam bagi seluruh alam.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak H. Moh. Abu Suhud selaku dosen pengampu yang telah berkenan membimbing serta mengarahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran mahasiswa-mahasiswi Fakultas Dakwah UIN SUNAN KALIJAGA.
Wassalamualaikum wr.wb.
Yogyakarta, 2011


Penyusun

BAB 1
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

1. (HOMOPHILY-HETEROPHILY)

Azas komunikasi yang terang dan fundamental ialah pengoperan pesan oleh komunikator kepada komunikan yang mempunyai kesamaan tertentu. William Albig menampilkan istilah “meaningful symbols”, lambang-lambang yang mengandung pengertian, yang sama-sama dimengerti oleh kedua belah pihak, komunikator dan komunikan. Jika komunikan tidak mengerti pesan yang dioperkan oleh komunikator, komunikasi tidak berlangsung. Dalam suatu organisasi seorang pemimpin tidak akan mungkin mencapai suatu tujuan tanpa adanya faktor kesamaan dan komunikasi antara yang memimpin (komunikator) dan yang dipimpin (komunikan). Mc. Crosky, Larson, dan Knapp dalam bukunya “An Introduction to Interpersonal Communication” menampilkan istilah “ketepatan yang lebih besar” (“greater accuracy”) untuk komunikasi yang efektif dalam setiap situasi. Ketiga pengarang memilih ketepatan yang lebih besar daripada ketepatan yang menyeluruh (total accuracy) karena memperoleh ketepatan 100% diantara komunikator dan komunikan tidaklah mungkin dan tidak mungkin terjadi. Sedangkan ketepatan yang menyeluruh dalam suatu komunikasi menghendaki komunikator dan komunikan mempunyai pengalaman yang benar-benar sama dalam hal yang dibicarakan. Selama seseorang memiliki pengalaman yang berbeda, seorang komunikator tidak akan pernah bisa membangkitkan ide yang benar-benar sama dalam benak komunikan seperti yang dikonstruksikan dalam benak komunikator, terkecuali keduanya sudah menemukan sebuah kesepakatan bersama. Menurut Everett M. Roger, untuk kesamaan dan ketidaksamaan dalam derajat pasangan komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi dengan mengetengahkan istilah “homophily” dan “heterophily” yang berfungsi memperjelas hubungan komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi.

• Homophily
Adalah sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi dan memiliki kesamaan dalam sifat (attribute) seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Istilah homophily berasal dari bahasa Yunani “homoios” yang berarti sama, sedangkan secara harfiah adalah komunikasi dengan orang yang sama. Dapat dicontohkan dalam suatu pertemuan RT yang melibatkan seluruh warga kampung, seorang yang berstatus sosial menengah kebawah biasanya mereka membaur dengan orang-orang yang menengah bawah pula, mereka berkumpul dan saling berkomunikasi satu sama lain. Sebaliknya kalangan elit juga membaur dengan kalangan elit. Tidak jarang mereka membentuk suatu komunitas tersendiri dalam suatu masyarakat. Contoh lain, ketika seseorang yang memiliki hobi yang sama maka tingkat homophilynya tinggi. Faktor penyebab terjadi homophily yaitu ketika orang-orang yang sama lebih mungkin termasuk kepada kelompok-kelompok yang sama dan tertarik oleh kepentingan yang sama pula. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan berada dalam keadaan homophily, kesamaan antar perorangan menimbulkan kemungkinan bagi mereka untuk berkomunikasi dan kemungkinan besar komunikasi lebih berarti.

• Heterophily
Sebagai kebalikan dari homophily, atau derajat dari pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berbeda dalam sifat tertentu. Dalam situasi yang bebas memilih, dimana komunikator dapat berkomunikasi dengan salah seorang dari sejumlah komunikan yang satu sama lain berbeda, disitu terdapat kecenderungan kuat untuk memilih komunikan yang lebih menyamai komunikator. heterophily cenderung kurang efektif karena komnikator berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda sekali dengannya atau tidak adanya suatu kesamaan antar komunikator dan komunikan. Sebagai contoh, penggerak perubahan (change agent) yang melakukan tugasnya untuk menyebarkan penemuan baru kepada penduduk petani di Negara yang sedang berkembang, menjumpai masalah-masalah disebabkan komunikasi dengan penduduk yang jauh berbeda dengannya. Perbedaan dalam kemampuan teknis, status sosial, sikap, dan kepercayaan, kesemuanya itu menyebabkan adanya heterophily dalam bahasa dan pengertian yang selanjutnya mereka akan mengabaikan pesan-pesan yang disampaikan.

• Pendapat Mengenai Homophily Dan Heterophily
Everett M. Rogers dan Dilip K. Bhowmik yang menyatakan bahwa “sistem yang lebih tradisional ditandai oleh darajat homophily yang lebih tinggi dalam komunikasi antar pribadi” dan “hanya kalau norma-norma desa yang menjadi yang lebih modern yang menjadi lebih bersifat heterophily” .

2. EMPATHY
Empathy ialah kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Apabila komunikator atau komunikan atau kedua-duanya (dalam situasi heterophily) mempunyai kemampuan untuk melakukan empathy dengan orang lain, kemungkinan besar akan terdapat komunikasi efektif. Jika kita mengetahui bagaimana perasaan orang lain dalam suatu situasi dan bisa merasakan apa yang dirasakan orang tersebut maka mungkin sekali akan dapat menyampaikan pesan yang tepat kepada komunikan. Jika seorang komunikator mempunyai empathy yang dalam dengan komunikan yang heterophilous, maka komunikator dan komunikan benar-benar dalam keadaan homophilous dalam pengertian sosio-psikologis.
Pengertian diatas dapat dikatakan bahwa heterophily yang dianggap tidak efektif dapat dimodifikasi : komunikasi yang heterophilous kurang efektif dibandingkan dengan komunikasi homophilous, kecuali jika komunikator memiliki derajat empathy yang tinggi dengan komunikan.
BAB II
KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).Kelompok ini bisa di dalam perkumpulan yang kecil atau bisa juga besar. Namun jumlah anggota dalm kelopok tersebut tidak dapat dipastikan.
A. KELOMPOK KECIL
Kelompok kecil adalah kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal, atau dalam kata lain, dalam kelompok kecil komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan salah seorang anggotanya. Komunikasi kelompok bersifat lebih formal lebih terorganisasikan dan lebih terlembagakan daripada komunikasi antar pribadi. Dalam hal ini kelompok kecil lebih rasional daripada kelompok besar.
Contoh untuk kelompok adalah breafing, rapat, kuliyah, diskusi, forum, dll. Semakin kecil kelompok semakin rasional sifatnya dan semakin banyak kesempatan bagi anggota kelompk untuk mengeluarkan pendapatnya.
Robert F. Bales dalam bukunya ( Interaction Pocess Analysis ) mendefinisikan kelompok kecil:
Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu oertemuan yang bersifat berhadapan muka (face to face meeting), dimana setiap anggota mendapat kesan satu sama lain yang cukup kentara, sehingga dia – baik pada saat timbul pertanyaan atau maupun sesudahnya – dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perorangan.
Sejumlah orang yang secarah fisik berada di tempat yang sama pada saat yng sama belum dikatakan kelompok, karna berdasarkan definisi kelompok, pada jumlah orang tersebut harus ada ikatan psikologis, interaksi atau semacamnya.
Seorang pemimipin harus memahami bahwa stiap kelompok mempunyai norma-norma sendiri-sendiri. Yaitu nilai yang dlam kehidupan manusia menentukan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Norma mempunyai fungsi ganda, yakni mengikat rasa persatuan dan memperteguh rasa persatuan.
Keuntungan bagi komunikator dalam suuatu komunikasi dengan kelompok kecil ialah terdapatnya umpan balik langsung seketika. Ia mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat ia menyampaikan pesannya, sehingga bila terdapat kecenderungan komunikasinya tidak akan berhasil, pada saat itu juga ia merubah taktik.
B. KELOMPOK BESAR

Kelompok besar adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya yang besar , dalam suatu situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal, dalam kata lain dalam situasi ini kecil kemungkinan untuk komunikator dapat bertannya-tannya. Dalam situasi ini, orang-orang yang bergabung dalam kelompok besar menjadi lebih berani, lebih mudah tersinggung, lebih mudah di pengaruhi, lebih mudah percaya, menjadi fanatik, extrim dan antusias.
Dalam aksi-aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa, seringkali menuju pada kekerasan dan ketidak damaian atau ketidak sopanan. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kelompok besar selalu bersifat negatif dan menimbulkan hal-hal yang destruktif, menimbulkan kejahatan atau kerusakan. Pernyataan tidak demikian, hal ini sesungguhnya tidak di benarkan. Mereka dapat pula melakukan kegiatan yang kontruktif dan positif. Kearah mana mereka akan dibawa tergantung daro seorang pemimpin yang bertindak sebagai komunikator.
Contohnya , ketika negara Indonesia di jajah, dan mulai mngalami reformasi kemerdekaan , hal ini di awali oleh semngat pra patritisme, bahkan dalam kejadian perebutan bendera di Surabaya, yang di lakukan oleh sekelompok pemuda, mereka begitu semangat untuk merobek bendera Belanda yang berwarna biru. Hal ini timbul karna mereka berkelompok.

C. PENGARUH KELOMPOK PADA PERILAKU KOMUNIKASI
• Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
• Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
• Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
BAB III
PENUTUP
Tindakan yag akan dilalukan oleh seorang pemimpin sangatlah mempengaruhi keadaan yang ada dalam sebuah kelompok. Akan dibwa kearah negatif atau positif. Sehingga sangat baik jika seorang pemimpin itu mempunyai norma-norma dan perilaku yang baik, agar menghasilkan kepositifan bagi orang lain. Dalam sebuah kelompok akan lebih kondusif jika berada dalam kelompok kecil di bandingkan dengan kelompok besar. Karna dalam kelompok kecil interaksi antar pribadi sangatlah mungkin, dan respon balik akan akan lebih mudah dipahami, sehingga akan menimbulkan keaktifan dan kritis bagi masing-masing individu dalam kelompok kecil, karna bisa berbicara langsung secara face to face. Berbeda dengen kelompok besar, kemungkinan akan sulit untuk saling berinteraksi antara komunikan dan komunikator.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Onong Uchjana. 1986. Kepemimpinan Dan Komunikasi. Bandung: Alumni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman